Lokasi : Areal Lumpur Lapindo Brantas (Sidoarjo)

Alam Terbuka yang tertutup oleh Hamparan Luas Semburan Lumpur Lapindo Brantas Sidoarjo.

Lokasi : Kota Tua di Surabaya

Kenangan yang begitu indah di Surabaya.

Lokasi : Museum House of Sampoerna

Mobil tua yang di abadikan di salah satu museum di Surabaya.

Lokasi : Museum House of Sampoerna

Iseng-iseng pose, g nyangka bagus juga hasilnya.

Lokasi : Sekitar Gerbang Tol Sidoarjo

G jauh dari Pondok Djandra Sidoarjo, tepatnya depan gerbang tol Sidoarjo... masih ada juga pemandangan buat baground Pose hehehee.

Selasa, 19 Juni 2012

Untuk siapa?

Semua yang ku lakukan untuk siapa
Semua yang kau lakukan untuk siapa
Semua yang dia lakukan untuk siapa
Semua yang mereka lakukan untuk siapa
 
Semua yang ku jalani untuk siapa
Semua yang kau jalani untuk siapa
Semua yang dia jalani untuk siapa
Semua yang mereka jalani untuk siapa


Semua yang ku beri untuk siapa
Semua yang kau beri untuk siapa
Semua yang dia beri untuk siapa
Semua yang mereka beri untuk siapa

Semua yang ku minta untuk siapa
Semua yang kau minta untuk siapa
Semua yang dia minta untuk siapa
Semua yang mereka minta untuk siapa

Aku dilahirkan untuk siapa
Kau dilahirkan untuk siapa
Dia dilahirkan untuk siapa
Mereka dilahirkan untuk siapa

(JA)

Solidaritas


Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Solidaritas adalah integrasi, tingkat dan jenis integrasi, ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga mereka Hal ini mengacu pada hubungan dalam masyarakat . hubungan sosial bahwa orang-orang mengikat satu sama lain. Istilah ini umumnya digunakan dalam sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Solidaritas adalah kesepakatan bersama dan dukungan: kepentingan dan tanggung jawab antar individu dalam kelompok, terutama karena diwujudkan dalam dukungan suara bulat dan tindakan kolektif untuk sesuatu hal.

Apa yang membentuk dasar dari solidaritas bervariasi antara masyarakat. Dalam masyarakat sederhana mungkin terutama berbasis di sekitar nilai-nilai kekerabatan dan berbagi. Dalam masyarakat yang lebih kompleks terdapat berbagai teori mengenai apa yang memberikan kontribusi rasa solidaritas sosial


Ketika dibangunnya solidaritas di suatu kalangan tertentu, maka akan menumbuhkan sebuah kepercayaan, simpatik, dari individu ke individu yang lainnya... namun ketika solidaritas itu mulai luntur, maka akan lunturlah sebuah kepercayaan, di sini akan timbul sebuah kecurigaan, saling acuh, saling tidak peduli, bahkan simpatik antar mereka pun akan punah seketika.(JA)


Kesabaran dengan Shalat

Bersabar dengan shalat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ   
Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Baqarah: 153)
            Sebenarnya ayat ini memiliki hubungan dengan ayat lain di al-Qur’an.
 وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
            “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Q.S. al-Baqarah: 45)
            Mengapa kita diperintahkan untuk bersabar dengan shalat? Apa hubungan mereka berdua?
            Sahabat…
            Sabar merupakan hal yang biasa bagi seorang pengarung kehidupan. Sabar merupakan langkah kita untuk melalui ujian Allah. Sabar adalah perkara yang mungkin bagi sebagian orang mudah. Namun banyak juga orang yang terjatuh ke dalam lubang kehinaan karena ketidaksabaran mereka dalam menghadapi segala hal. Namun mengapa Allah menghubungkan kesabaran dengan shalat?
            Seperti yang kita ketahui, bahwa kesabaran seseorang terkadang naik turun. Tergantung dari emosi orang itu sendiri. Kesabaran seseorang terkadang tidak stabil dan tidak bisa diukur. Maka dari itu, apa yang seharusnya kita jadikan sebagai pedoman dalam kesabaran?
            Ya, tentu saja pedoman dan alat ukur kesabaran seseorang itu shalat. Mengapa? Karena dengan shalat, maka orang itu akan menjadi lebih baik dan lapang hatinya. Dengan shalat, kita bisa membersihkan jiwa kita,
اُتْلُ مَآ اُوحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَاَقِمِ الصَّلَوةَ صلى اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِقلى وَلَذِكْرُ اللهُ اَكْبَرُقلى وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
            “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Q.S. al-Ankabuut: 45)
            Jika shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, maka pastilah shalat itu sangat berpengaruh bagi kesabaran hati seorang manusia. Ya, dengan shalat, maka kesabaran insya Allah akan dapat kita raih dan kelola dengan mudah. Kita tidak akan mudah terbawa emosi karena hilangnya kesabaran. 
            Bayangkanlah! Jika ada sebuah pintu tetapi tidak ada kuncinya, maka pintu itu akan mudah didobrak. Begitu pula sabar dan shalat. Jika kita sudah ‘mengaku’ sabar, tetapi pada dasarnya anda melalaikan shalat, maka yakinlah bahwa kesabaran anda itu hanya akan bersifat sementara. Sabar tidak akan sempurna tanpa shalat, kesabaran tidak akan kuat jika tanpa shalat.
               
        
Bencana itu pasti akan datang
   
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ٢:١٥٥
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ٢:١٥٦
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ٢:١٥٧
dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. al-Baqarah: 155-157)
            Banyak orang mengeluh pada diri mereka sendiri dan orang lain lantaran dirinya ditimpakan sebuah musibah dari Allah. Banyak diantara manusia lalai dan tidak bersabar. Bahkan banyak dari mereka melalaikan kehidupan mereka hanya karena mereka berputus asa karena apa yang ditimpakan oleh Allah padanya. Padahal, sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita tidak boleh berputus asa. Jika kita menghadapi suatu masalah atau ujian, maka jangan ragu untuk mengadukannya pada Allah! 
            Lihatlah ayat di atas! Kalimat awal ayat tersebut mengatakan bahwa, “dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,”. Hal merupakan bentuk penegasan bahwa setiap manusia pasti mengalami yang namanya ujian atau musibah. Musibah ini tentu saja bermacam-macam bentuknya, apakah itu kemiskinan, kekurangan fisik atau makanan, ketakutan, kegelisahan, dll. Dan  jika kita tertimpa ujian atau musibah tersebut, maka yang kita lakukan adalah mengadu pada Allah. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara bertawakkal pada Allah.
14:12
            “mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada Allah? Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada Kami, dan Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri" (Q.S. Ibrahim: 12)
            Di surah al-Baqarah ayat yang ke-155 sampai 157 juga menyebutkan bahwa jika kita ditimpakan suatu musibah, maka kita harus mengucapkan “innalillahi wa inna ilaihi raji’uun” yang artinya, “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali,“. Ucapan ini juga sekaligus menandakan sikap tawakkal atau berserah diri kepada Allah.
            Bayangkan! Allah memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mengucapkan kalimat itu jika dirinya sedang ditimpa musibah. Dan Allah mengakhiri potongan ayat ini dengan kata-kata yang sangat indah
            “…mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,”
            Masuk surga itu dengan ujian

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat.” (Q.S. al-Baqarah: 214)
Asbabun nuzul: Qatadah berkata, “Ayat ini turun saat Perang Khandaq/Ahzab. Ketika Rasulullah saw menghadapi cobaan, yaitu dikepung, dan diserang oleh kaum kafir Quraisy” (H.R. Abdurrazzaq. Lihat Ibnu Katsir: 1/432)
Banyak orang yang berangan-angan untuk menjadi penghuni surga, banyak orang yang menginginkan surga sebagai tujuan akhirnya. Namun, banyak juga orang  yang tidak sadar bahwa mereka telah gagal untuk ke surga.
Banyak orang yang bermimpi untuk menjadi ahli surga, banyak orang yang ingin mendapatkan surga, tetapi banyak juga orang yang ternyata tidak berhasil untuk ke surga.
Mengapa mereka gagal ke surga? Mereka gagal dalam menghadapi ujian dari Allah. Mereka terlalu cepat menyerah dan berputus asa. Mereka melarikan diri dari kenyataan bahwa ujian itu pasti datang kepada siapa saja yang beriman. Orang-orang yang beriman itu sudah pasti menerima ujian sebagai tanda bukti akan keimanannya pada Allah. Bagaimana bisa seseorang disebut sebagai orang yang beriman jika dirinya tidak ikhlas dan sabar atas ujian yang ditimpakan oleh Allah padanya? 
Banyak orang mengeluh karena begitu berat hidup yang harus dijalaninya. Padahal, masih banyak orang yang mengalami hal yang lebih buruk daripada dia. Sebagaimana bunyi ayat di atas, 
…sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)…
Lihatlah! Anda tidak seharusnya untuk bersedih, berputus asa, atau merasa sengsara jika anda ditimpakan suatu musibah. Mengapa? Karena anda tidak sendirian di dunia ini. Anda tidak sendirian menghadapi ujian hidup yang begitu berat.
Lihatlah! Ayat di atas menunjukkan bahwa musibah adalah salah satu jalan untuk ke surga. Bagaimana caranya? Yaitu jika kita sabar dan tetap tawakkal pada Allah, maka insya Allah kita tergolong orang-orang yang sabar dan lulus ujian dari Allah.
Lihatlah! Ayat di atas juga menunjukkan pada kita bahwa sesungguhnya ujian itu bisa dilalui jika kita selalu berusaha. Ayat di atas juga dapat menjadi pengobat hati kita semua.
…Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat,

Wallahu a'lam

Kesabaran

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلاَّ تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ
“Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (Yuusuf:33)

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu.” (Al-Insaan:24)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاَةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Thaahaa:132)

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ تَنْزِيلاً(23) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu.” (Al-Insaan:23-24)

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya.” (Al-Kahfi:28)
Ini adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian.” (Muhammad:31)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:153)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
“Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Asy-Syuuraa:43)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)

Comment on Facebook